phone: +420 776 223 443
e-mail: support@londoncreative.co.uk

radio dan budaya


Radio dan Budaya

PENDAHULUAN
Radio sebagai salah satu media massa satu arah memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan (baik itu berita, informasi, atau hiburan), luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawakemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.Ciri khas berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan reporter,juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan demikian, reporter radio danpenyusun naskah berita radio dituntut memiliki keterampilan di dalam mengkombinasikan uraian fakta,uraian pendapat, dan pendapat narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perluseluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi dengan alur topik bahasan.
A.    RADIO
a.       Pengertian
Radio adalah  adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).


b.      Sejarah penemuan radio
-       Joseph Henry (awal 1800an) mengembagnkan teori induksi.
-       James Clerk Maxwel (1860) menemukan gelombang elektromagnetik merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya.
-       David E Hughes (1878) orang pertama yang mengirim dan menerima gelombang radio.
-       Gunglielmo Marconi (1895) berhasil mengirim sinyal komunikasi radio sejauh 1,5 km dengan gelombang elektromagnet. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland.
-       Reginald Aubrey (1906) pertama kali mentranmisikan suara manusia via radio.
-       John Ambrose Fleming (1904) menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai reeiver nirkabel bagi teknologi radio.
-       Edwin Howard Amstrong (1912) menemukan penguat gelombang radio/radio amplifier.

c.       Sejarah penggunaan dan perkembangan radio
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk angkatan laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat perang Tsushima tahun 1901.
-       Radio AM
-       Radio FM
-       Radio internet
-       Radio satelit
-       Radio berdefinisi tinggi (HD radio)

d.      Jenis-jenis radio
·           Dilihat dari segi penyiaran :
-        Radio publik/pemerintah : badan radio ini dimiliki dan dikuasai secara tegas oleh pemerintah yang pengelolaannya diserahkan kepada salah satu departemen.
-        Radio swasta: badan radio ini dimiliki oleh personal dan bersifat komersil. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya diperoleh dari periklanan dan perseponsoran acara.
-        Radio komunitas : adalah radio yang dibangun secara gotong royong oleh warga suatu komunitas di daerah tertentu. Ini terkait dengan jangkauan siaran yang masih terbatas, karena radio komunitas diperuntukkan untuk komunitas itu sendiri.
-        Radio berlangganan : lembaga penyiaran berlangganan merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran.
-        Radio asing : badan radio yang didirikan berdasarkan perundang-undangan luar negeri.

·           Dilihat dari jangkauan siaran :
-        Radio lokal
-        Radio nasional
-        Radio jaringan

B.     KEBUDAYAAN LOKAL
Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat. Indonesia terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan budaya. Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset negara yang bermanfaat untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia luar, salah satu di antaranya adalah Candi Borobudur.
Selain itu juga kebudayaan lokal bisa berupa bahasa, tarian tradisional, adat pernikahan, baju daerah, musik daerah dan lain-lain.
Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal.
Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yang berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.

C.    KORELASI ANTARA RADIO DAN KEBUDAYAAN LOKAL
Jika kita berbicara mengenai hubungan antara radio dan kebudayaan lokal, berarti kita lebih memfokuskan kepada bahasan singkat tentang radio komunitas. Karena dari salah satu peran dan fungsi radio komunitas adalah sebagai promosi budaya lokal.
Melihat industri media massa saat ini, baik industri media massa cetak maupun elektronik ternyata lebih banyak membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Konsumerisme dan hedonisme yang begitu getol dipropagandakan menjadi bencana sosial yang susah untuk diobati. Yang lebih parah adalah ketika beragam budaya asli bangsa ini kian terkikis karena media massa cenderung lebih senang mengumbar budaya barat.
Generasi muda kini tak lagi mengenal akar budaya mereka, kebajikan dan keluhuran budaya timur tak mampu membuat generasi muda tertarik untuk mempelajarinya. Generasi muda lebih asyik dengan budaya-budaya barat yang materialistis lagi hedonis. Tak heran jika saat ini banyak ragam budaya asli bangsa yang dijiplak dan dipatenkan oleh bangsa lain. Sebuah imbas dari ketidakseriusan bangsa ini dalam menjaga dan memperhatikan budaya asli bangsa.
Berbagai dampak buruk yang dibawa industri media massa tersebut ternyata tidak membuat pemerintah gerah, justru sampai detik ini pemerintah terkesan tidak serius dalam menanggulanginya. Dunia pendidikan yang diharapkan mampu untuk membentuk generasi yang mencintai budaya bangsanya pun ternyata tak luput dari kegagalan. Dunia pendidikan kini justru telah terkontaminasi dengan faham-faham yang akarnya adalah materialisme. Simak saja, betapa dunia pendidikan makin hari makin terbuka dalam menjual diri. Tidak ada pendidikan gratis, murah lagi berkualitas di negeri ini.
Sepertinya tidak ada cara lain untuk membentengi bangsa ini dari bencana moral sebagai imbas dari materialisme kecuali dengan menanamkan kembali ajaran-ajaran luhur budaya asli bangsa. Dunia pendidikan harus lebih menekankan bagaimana mereka mampu menanamkan nilai-nilai tersebut kepada para siswanya. Bukan sebaliknya sebagaimana yang terjadi sekarang, pelajaran mengenai kearifan budaya lokal sangat minim sekali didapatkan oleh siswa. hingga detik ini siswa hanya mengetahui kearifan budaya lokal dari mata pelajaran bahasa daerah. Inipun setelah adanya revisi kebijakan dari pemerintah, karena pelajaran ini dulu sempat dihapuskan.
Hadirnya media massa lokal yang menjunjung tinggi kearifan lokal pun sangat dibutuhkan untuk terus menggali dan memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat. Namun kehadiran media massa lokal inipun tak sepenuhnya bisa menjamin kelestarian budaya, karena tidak banyak media massa lokal yang tercerabut dari akar budayanya dan justru turut serta dalam mempopuperkan budaya-budaya asing, sebagaimana radio-radio komersil di daerah-daerah.
Radio komunitas tampaknya menjadi satu-satunya media yang potensial untuk melestarikan budaya lokal. media massa ini mempunyai keunggulan yang lebih karena ia tidak mengejar keuntungan profit. Nilai demokratis sangat tersirat dari radio komunitas karena media ini bukan milik pribadi namun milik komunitas sehingga setiap kebijakan maupun program acara yang dihadirkan selalu diawali dengan musyawarah dari seluruh anggota komunitas. Beragam kearifan budaya lokal pun bisa dihadirkan dengan leluasa di radio komunitas karena mereka tidak terbebani oleh tuntutan sponsor.













0 komentar: