radio dan budaya
![]() |
| Radio dan Budaya |
PENDAHULUAN
Radio sebagai salah satu media massa satu arah
memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan (baik itu berita,
informasi, atau hiburan), luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan,
tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawakemanapun, murah dan tidak
memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.Ciri khas
berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan
reporter,juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan
demikian, reporter radio danpenyusun naskah berita radio dituntut memiliki
keterampilan di dalam mengkombinasikan uraian fakta,uraian pendapat, dan
pendapat narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak
perluseluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada
relevansi dengan alur topik bahasan.
A.
RADIO
a.
Pengertian
Radio
adalah adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga
merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak
memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
b.
Sejarah penemuan radio
- Joseph Henry (awal 1800an) mengembagnkan teori
induksi.
- James Clerk Maxwel (1860) menemukan gelombang
elektromagnetik merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan
kecepatan cahaya.
- David E Hughes (1878) orang pertama yang mengirim
dan menerima gelombang radio.
- Gunglielmo Marconi (1895) berhasil mengirim sinyal
komunikasi radio sejauh 1,5 km dengan gelombang elektromagnet. Tahun 1901,
sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari
Inggris ke Newfoundland.
- Reginald Aubrey (1906) pertama kali mentranmisikan
suara manusia via radio.
- John Ambrose Fleming (1904) menemukan bahwa tabung
audion dapat digunakan sebagai reeiver nirkabel bagi teknologi radio.
- Edwin Howard Amstrong (1912) menemukan penguat
gelombang radio/radio amplifier.
c.
Sejarah penggunaan dan perkembangan radio
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang
menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse
antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk angkatan laut Jepang
yang memata-matai armada Rusia saat perang Tsushima tahun 1901.
- Radio AM
- Radio FM
- Radio internet
- Radio satelit
- Radio berdefinisi tinggi (HD radio)
d.
Jenis-jenis radio
·
Dilihat dari segi penyiaran :
-
Radio publik/pemerintah : badan radio ini dimiliki dan
dikuasai secara tegas oleh pemerintah yang pengelolaannya diserahkan kepada
salah satu departemen.
-
Radio swasta: badan radio ini dimiliki oleh personal dan
bersifat komersil. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya
diperoleh dari periklanan dan perseponsoran acara.
-
Radio komunitas : adalah radio yang dibangun secara gotong
royong oleh warga suatu komunitas di daerah tertentu. Ini terkait dengan
jangkauan siaran yang masih terbatas, karena radio komunitas diperuntukkan
untuk komunitas itu sendiri.
-
Radio berlangganan : lembaga penyiaran berlangganan merupakan
lembaga penyiaran berbentuk badan hukum, yang bidang usahanya hanya
menyelenggarakan jasa penyiaran.
-
Radio asing : badan radio yang didirikan berdasarkan
perundang-undangan luar negeri.
·
Dilihat dari jangkauan siaran :
-
Radio lokal
-
Radio nasional
-
Radio jaringan
B.
KEBUDAYAAN LOKAL
Budaya lokal adalah
nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara
alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal
dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat. Indonesia
terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan budaya. Kekayaan
budaya tersebut dapat menjadi aset negara yang bermanfaat untuk memperkenalkan
Indonesia ke dunia luar, salah satu di antaranya adalah Candi Borobudur.
Selain
itu juga kebudayaan lokal bisa berupa bahasa, tarian tradisional, adat
pernikahan, baju daerah, musik daerah dan lain-lain.
Menurut J.W.
Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat
lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep
budaya lokal.
Menurut Irwan Abdullah,
definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis
yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yang
berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan
landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses
perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik
suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan
penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu
kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.
C.
KORELASI ANTARA RADIO DAN KEBUDAYAAN LOKAL
Jika kita berbicara
mengenai hubungan antara radio dan kebudayaan lokal, berarti kita lebih
memfokuskan kepada bahasan singkat tentang radio komunitas. Karena dari salah
satu peran dan fungsi radio komunitas adalah sebagai promosi budaya
lokal.
Melihat industri media massa saat ini, baik industri
media massa cetak maupun elektronik ternyata lebih banyak membawa dampak buruk
bagi kehidupan masyarakat. Konsumerisme dan hedonisme yang begitu getol
dipropagandakan menjadi bencana sosial yang susah untuk diobati. Yang lebih
parah adalah ketika beragam budaya asli bangsa ini kian terkikis karena media
massa cenderung lebih senang mengumbar budaya barat.
Generasi
muda kini tak lagi mengenal akar budaya mereka, kebajikan dan keluhuran budaya
timur tak mampu membuat generasi muda tertarik untuk mempelajarinya. Generasi
muda lebih asyik dengan budaya-budaya barat yang materialistis lagi hedonis.
Tak heran jika saat ini banyak ragam budaya asli bangsa yang dijiplak dan
dipatenkan oleh bangsa lain. Sebuah imbas dari ketidakseriusan bangsa ini dalam
menjaga dan memperhatikan budaya asli bangsa.
Berbagai
dampak buruk yang dibawa industri media massa tersebut ternyata tidak membuat
pemerintah gerah, justru sampai detik ini pemerintah terkesan tidak serius
dalam menanggulanginya. Dunia pendidikan yang diharapkan mampu untuk membentuk
generasi yang mencintai budaya bangsanya pun ternyata tak luput dari kegagalan.
Dunia pendidikan kini justru telah terkontaminasi dengan faham-faham yang
akarnya adalah materialisme. Simak saja, betapa dunia pendidikan makin hari
makin terbuka dalam menjual diri. Tidak ada pendidikan gratis, murah lagi
berkualitas di negeri ini.
Sepertinya
tidak ada cara lain untuk membentengi bangsa ini dari bencana moral sebagai
imbas dari materialisme kecuali dengan menanamkan kembali ajaran-ajaran luhur
budaya asli bangsa. Dunia pendidikan harus lebih menekankan bagaimana mereka
mampu menanamkan nilai-nilai tersebut kepada para siswanya. Bukan sebaliknya
sebagaimana yang terjadi sekarang, pelajaran mengenai kearifan budaya lokal
sangat minim sekali didapatkan oleh siswa. hingga detik ini siswa hanya
mengetahui kearifan budaya lokal dari mata pelajaran bahasa daerah. Inipun
setelah adanya revisi kebijakan dari pemerintah, karena pelajaran ini dulu
sempat dihapuskan.
Hadirnya
media massa lokal yang menjunjung tinggi kearifan lokal pun sangat dibutuhkan
untuk terus menggali dan memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat. Namun
kehadiran media massa lokal inipun tak sepenuhnya bisa menjamin kelestarian
budaya, karena tidak banyak media massa lokal yang tercerabut dari akar
budayanya dan justru turut serta dalam mempopuperkan budaya-budaya asing,
sebagaimana radio-radio komersil di daerah-daerah.
Radio
komunitas tampaknya menjadi satu-satunya media yang potensial untuk
melestarikan budaya lokal. media massa ini mempunyai keunggulan yang lebih
karena ia tidak mengejar keuntungan profit. Nilai demokratis sangat tersirat
dari radio komunitas karena media ini bukan milik pribadi namun milik komunitas
sehingga setiap kebijakan maupun program acara yang dihadirkan selalu diawali
dengan musyawarah dari seluruh anggota komunitas. Beragam kearifan budaya lokal
pun bisa dihadirkan dengan leluasa di radio komunitas karena mereka tidak
terbebani oleh tuntutan sponsor.

0 komentar: