phone: +420 776 223 443
e-mail: support@londoncreative.co.uk

moderisme



Pendahuluan

Modernisasi adalah suatu kata yang tak asing lagi ditelinga kita. Kata modernisasi itu disejajarkan dengan pembaruan, renovasi, pembaharuan dan  tajdid. Fase modern ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas.
Kehidupan masyarakat  sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang dan  penghargaan terhadap profesi menjadi kunci-kunci hubungan sosial di antara elemen masyarakat. di sisi lain, sekulerise menjadi sangat dominan dalam sistem religi dan  kontrol sosial masyarakat   serta sisitem kekerabatan mulai diabaikan. Anggota masyarakat serta kekerabatan mulai diabaikan. Anggota masyarakat hidup dalam sisitem yang sudah mekanik, kaku, dan  hubungan-hubungan sosial ditentukan berdasarkan kepada kepentingan masing-masing elemen masyarakat.
Modernisasi pun sangat mempengaruhi kehidupan umat muslim. Ada perubahan yang dibawa pada tata kehidupan sosial kaum muslimin. Untuk memperdalam hal itu, Insya Allah dalam makalah ini kita akan membahas tentang:
-            Pengertian modernisasi
-            Adakah keselarasan modernisasi dengan ajaran Islam.
-            Islam menyikapi modernisasi
-            Kesendrungan Modernisasi (sekulerisasi, westernisasi, kristenisasi, dan  matrealisasi)

Pengertian Modernisasi

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pramodern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar)
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut.

a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

Adakah Keselarasan Modernisasi Dengan Ajaran Islam

 Tanggapan kaum muslim terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara barat yang seriang disebut modern itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di pungkiri lagi kemajuan Barat dalam segala bidangnya sebagai indikasi sederhana bahwa “genderang” modernisasi yang “ditabuh” di dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari mata rantai dan transmisi terhadap prestasi kemajuan yang diukir oleh dunia Barat. Baik modernisasi yang dilakukan hari ini sebagai  langkah negara barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya. Sebagaimana contoh dalam pendidikan barat modern dianggap sebagai  sesuatu yang asing, berlebihan dan mengancam kepercayaan agama.
 Islam, bagi kita, merupakan keyakinan. Bagi bangsa Indonesia, secara empiris, Islam merupakan bagian agama terbesar rakyat. Karena itu, sikap-sikap yang diterbitkan atau disangka diterbitkan oleh Islam, akan mempunyai pengaruh besar sekali bagi proses perubahan sosial. Bagi perubahan sosial, peranan Islam akan diwujudkan dalam dua sikap: menopang atau merintangi. Hal ini bergantung pada pengikutnya.
Penting bagi kita untuk memahami betapa lebarnya kesenjangan antara pendidikan dan pendidikan sekuler di Mesir berikut konsekuensi-konsekuensinya yang sangat jauh jangkauannya. Hal ini tidak hanya menempatkan suatu sekolah dalam posisi berlawanan dengan sekolah lainnya dan suatu universitas-universitas lainnya: tetapi juga, lebih dari pada faktor mana pun, mendorong timbulnya perpecahan dikalangan umat muslim, yang terutama tampak di kota-kota besar, yang menempatkan kelompok ortodoks dalam posisi berlawanan dengan kelompok “yang dibaratkan” dalam hampir semua kegiatan social maupun intlektual, dalam cara berpakaian, sikap hidup, kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, hiburan, sastra, dan bahkan dalam percakapan mereka.
Kenyataan tentang adanya kesenjangan dan perlunya diakhiri kesenjangan inilah yang mendorong timbulnya modernisme dalam Islam. Pada saat yang sama, ia menampilkan pengertian-pengertian dilema kejahatan di mana gerakan pembaharuan itu dipaksa masuk. Di satu pihak, dalam upaya menuju formulasi prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran Islam yang modern, para pembaharu itu hanya menjangkau sebagian besar kalangan terpelajar, tidak menyentuh rakyat kebanyakan. Karena itu pengaruh mereka jauh lebih besar dikalangan umat Muslim terpelajar di luar kelompok ahli-ahli agama (ulama). Intinya adalah, Islam mengutuk taqlid secara membabi buta (mengikuti pendapat yang tidak kritis) dalam masalah keyakinan dan pengamalan kewajiban-kewajiban agama secara mekanik.
Islam membangunkan akal dari tidurnya dan menyaringkan suaranya untuk menentang prasangka-prasangka orang yang bodoh, sembari menegaskan bahwa manusia tidak dicipta untuk dibelenggu tetapi secara fitri dia harus membimbing dirinya sendiri dengan menggunakan ilmu dan pengetahuan, yaitu ilmu tentang alam semesta dan pengetahuan tentang hal-hal yang sudah berlalu.
Islam menjauhkan kita dari keterikatan secara eksklusif kepada segala sesuatu. Ia menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan yang ada, dari segi waktunya, lebih dulu sampai kepada kita tidak merupakan bukti pengetahuan atau ketinggian akal fikiran, bahwa para nenek moyang dan keturunannya memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan-kemampuan alami yang sama. Jadi ia melepaskan diri dari semua rantai yang mengikatnya, membebaskannya dari taqlid buta yang telah memperbudaknya, dan mengembalikan kewenangan kepadanya untuk mengambil keputusan sendiri sesuai dengan penilaian dan kebijakannya sendiri, namun demikian, ia wajib berkhidmat dihadapan Allah sendiri dan berhenti pada batas-batas yang ditetapkan Islam.
Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal yang substansial untuk ditentang kalau masih mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama universal yang tidak akan membelenggu manusia untuk bersikap maju, akan tetapi harus berpedoman kepada Islam. Dalam Islam yang tidak dibenarkan adalah Westernisasi, yaitu total way of life di mana faktor yang paling menonjol adalah sekularisme, sebab sekulraisme selalu berkaitan dengan ateisme dan sekularisme itulah sumber segala imoralitas.
Inti dari modernisasi yang kemudian menjadi esensial dan sejalan dengan ajaran  Islam adalah rasionalisasi yakni usaha untuk menundukkan segala tingkah laku kepada kalkulasi dan pertimbangan akal. Rasionalisasi pada selanjutnya akan mendorong ummat Islam untuk bisa bersikap kritis dan meninggalkan taqlid yang dikecam dalam Islam. Dengan demikian, pada dasarnya modernisasi bukanlah sebuah esensi yang bertentangan dengan ajaran dasar agama Islam.

Islam Menyikapi Modernisasi

Islam adalah agama yg rahmatan lil alamin. Ia bisa diterima di setiap jaman dan tempat. Ia pun agama yang bisa menyelaraskan  dengan kondisi jaman.
Kita ketahui bahwa modernisasi memiliki berbagai damapak yang ditimbulkan dianataranya:
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Islam menyikapi dampak positif dari modernisasi yaitu sebagai sesutau yang tidak bertetangan dengan syaraiat yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam mengyikapi damapak negatifnya, Islam berupaya meluruskan, membenarkan, dan  menghilangkan hal-hal yang merugikan kaum muslimin.

Kecendrungan  Modernisasi

Sejak turunnya Adam ke dunia ini hingga sekarang, zaman terus mengalami perubahan. Kita mengenal jaman prasejarah, jaman sejarah, dan lain-lain. Di Indonesia, kita mengenal zaman penjajahan, dan zaman kemerdekaan. Sekarang kita mengenal zaman modern.
Di setiap zaman tentunya terdapat kecendrungan- kecendrungan yang membawa perubahan sosial masyarakat. Setidaknnya, ada empat kecenderungan di zaman modern yang dihadapi kaum muslimin yang memiliki dampak merugikan. Kecendrungan itu ialah sekulerisasi, westernisasi, kristenisasi, dan  matrealisasi
Sekulerisasi
Sekulerisasi, jika kita tilik asal katanya yaitu sekuler dimaknai dengan bersifat keduniaan dan  kebebendaan. Lalu, kata sekuler ditambahkan akhiran –isasi yaitu sufiks pembentuk nomina, yang menyatakan proses, cara, perbuatan, aktualisasi, dan  sebagainya.
Harvey cox membedakan mengatakan bahwa sekulerisasi adalah suatu proses yang berkelanjutan dan  terbuka(open ended) di sini, nilai-nilai dan pandangan-pandangan alam (world view) terus menerus diperbaharui sesuai dengan perubahan sejarah.  
Asal mula sekulerisasi  ini yaitu dari barat, paham yang lahir dari rahim wacana pemikiran barat. Akmal Sjafril menjelaskan dalam bukunya Islam Liberal 101, berpendapat bahwa  sekulerisasi mengakibatkan penafsiran terhadap agama bukan hanya berubah, tapi juga dipastikan akan senantiasa berubah. Hal.
Sekulerisasi sangatlah berbahaya terhadap ajaran Islam karena terdapat pemisahan anatara dunia dan agama. Sedangkan Islam tidak memisahkan antara keduanya. Dunia dan  agama merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Agama mengatur dunia, dan dunia pun memerlukan agama.
Wasternisasi
Westernisasi berasal dari kata west yang berarti Barat. Secara makna, westernisasi di artikan pemujaan terhadap Barat yang berlebihan; pembaratan.
Ketika membicarakan Barat, maka kita akan mengidentikannya dengan Amerika dan  Eropa. Kalau kita mengatakan barat itu negaranya ada di di sebelah barat, maka bagaimana dengan negara Australia yang ada di Selatan, Kanada di Utara? Bukankah mereka digolongkana juga ke dalam barat oleh kita? negara Turkey, termasuk mana? Karena negaranya sebagaian ada di barat dan sebagian lain ada di timur. Negara arab yang digolongkan sebagai negara timur ternyata bukan di timur akan tetapi berada di timur tengah.  
Fahmy Zarkasyi dalam bukunya “Misykat, Refleksi Tentang Islam, Westernisasi & Liberalisasi” menerangkan barat secara gambalang, yang dimaksud dengan barat sebenarnya adalah cerminan sebuah pandangan hidup atau suatu peradaban dan terkadang ras kulit putih. Pandangan hidup barta merupakan kombinasi Yunani, Romawi, tradisi-tradisi bangsa German, Inggris, Prancis, Celtic dan sebagainya.
Maka orang barat adalah orang-orang yang berpandangan hidup barat ada kebetulan peradaban ini didominasi oleh orang berkulit putih, meskipun kini terdapat pula Barat berkulit Hitam dan sawo matang. Itulah sebabnya mengapa muslim yang hidupdi barat bukam orang barat.
Kristenisasi
Adian Husaini dalam sebuah tulisannya berjudul Teror kata Berkedok “Kasih” mengutip perkataan Henry Martyn, seorang missionaris:
“Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak dalam benci tapi dalam cinta."
Kristeniasi adalah bahaya besar yang dihadapi umat Islam. DR. Zainab Abdul Aziz mengatakan dalam  bukunya  Kristenisasi Dunia bahwa upaya kristenisasi telah menggantikan posisi perang salib setelah kegagalannya membasmi  Islam.
Raymund Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan kristenisasi, menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib. Ia mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke Negara-negara Syam berdiskusi dengan para ulama di sana. Ia mencari-cari kelemahan Islam dan menyerangnya dari dalam.
Setidaknya, ada dua cara yang dilakukan orang Kristen dalam melakukan kristenisasi. Pertama dengan cara ghazwu al-askari (perang fisik) dan yang kedua adalah dengan cara ghazwu al-fikr (perang pemikiran).
Dalam perang pemikiran, kaum misionaris mengadakan konferensi-konferensi secara internasional. Meraka pun mengirimkan para misionaris ke setiap negara, hingga ke pelosok-pelosok daerah. Berbagai media mereka gunakan untuk melakukan kristenisasi, dianataranaya dengan media pendidikan,medis, dan aktifitas sosial lainnya.
Matrealisasi
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai bahan, benda, dan  segala sesuatu yang tampak. Sedangkan secara arti materialisme diartikan sebagai pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata.
Islam memandang matrealisme sebagai penyakit, yaitu Hubbuduniya. Orang yang menderita penyakit ini beranggapan dunia adalah segalanya, dunia adalah tempat kesenangan dan  tidak tidak ada kesenangan selain di dunia.
Islam sangat melarang penyakit Hubbuduniya karena ada akhirat yang harus dipikirkan dan dipersiapkan kedatangannya. Akhirat juga adalah tempat pembalasan yang bisa memasukkan manusia ke dalam kesenangan abadi atau kesengsaraan abadi.

Daftar pustaka


Kamus Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta 2008
Hamid Fahmy Zarkasyi, Misykat (Refleksi tentang Islam, Westernisasi & Liberalisasi, Insists: 2012
Muhammad ‘Abduh, Risalah Tauhid, Terj. B. Michel dan Mustafa Abdul Raziq (Paris: t.t.p, 1925)
Zainab Abdul Aziz, Kristenisasi Dunia, Pustaka Da’i.
H.A.R. Gibb, Aliran-Aliran Moderen dalam Islam,
Hidayatullah.com
Wikipedia.com

Tanya jawab
1.      Apa yang harus kita lakukan, setelah mengetahui?

1.      Mengetahui, secara (usaha yang sungguh-sungguh) dengan mempelajari (isalam dan  yang menghancurkan Islam)
2.      Menghindari dari kita. yaa auhalladzi naaamanu limatakulu nama tafaluun
3.      Mendakwahkan, (tapi tidak berati ketika kita tidak mengamalkannya kita tidak mendakwahkannya, dakwahkanlah,maka insya Allah kita bisa menghindari.
Yusuf alqordhowi, “Hadoroh (pemikiran), madani.”
Bagaimana bentuk cinta.
Itu yang diusung oleh Jalauddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, bagaimana menanggpi modrnisasi..

Dari sejarah,bagaimana Islam menanggapi modernisme:

0 komentar: