moderisme
Pendahuluan
Modernisasi adalah suatu kata yang tak asing lagi ditelinga kita.
Kata modernisasi itu disejajarkan dengan pembaruan, renovasi, pembaharuan
dan tajdid. Fase modern ditandai dengan
peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas.
Kehidupan masyarakat sudah
kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme
di segala bidang dan penghargaan
terhadap profesi menjadi kunci-kunci hubungan sosial di antara elemen
masyarakat. di sisi lain, sekulerise menjadi sangat dominan dalam sistem religi
dan kontrol sosial masyarakat serta sisitem kekerabatan mulai diabaikan.
Anggota masyarakat serta kekerabatan mulai diabaikan. Anggota masyarakat hidup
dalam sisitem yang sudah mekanik, kaku, dan
hubungan-hubungan sosial ditentukan berdasarkan kepada kepentingan
masing-masing elemen masyarakat.
Modernisasi pun sangat mempengaruhi kehidupan umat muslim. Ada
perubahan yang dibawa pada tata kehidupan sosial kaum muslimin. Untuk
memperdalam hal itu, Insya Allah dalam makalah ini kita akan membahas tentang:
-
Pengertian
modernisasi
-
Adakah
keselarasan modernisasi dengan ajaran Islam.
-
Islam
menyikapi modernisasi
-
Kesendrungan
Modernisasi (sekulerisasi, westernisasi, kristenisasi, dan matrealisasi)
Pengertian Modernisasi
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang
bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pramodern menuju
kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat
para ahli adalah sebagai berikut.
a.
Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan
bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi
sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b.
Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang
terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social
planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar)
Dengan
dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup
pengertian sebagai berikut.
a.
Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya
tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b.
Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan
hidup dalam masyarakat.
Soerjono
Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu,
yaitu sebagai berikut.
a.
Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun
masyarakat.
b.
Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu.
d.
Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e.
Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan
di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f.
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Adakah Keselarasan Modernisasi Dengan Ajaran Islam
Tanggapan kaum muslim
terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara barat yang seriang disebut modern
itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di pungkiri lagi kemajuan Barat dalam
segala bidangnya sebagai indikasi sederhana bahwa “genderang” modernisasi yang
“ditabuh” di dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari mata rantai dan transmisi
terhadap prestasi kemajuan yang diukir oleh dunia Barat. Baik modernisasi yang
dilakukan hari ini sebagai langkah
negara barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya.
Sebagaimana contoh dalam pendidikan barat modern dianggap sebagai sesuatu yang asing, berlebihan dan mengancam
kepercayaan agama.
Islam, bagi kita, merupakan
keyakinan. Bagi bangsa Indonesia, secara empiris, Islam merupakan bagian agama
terbesar rakyat. Karena itu, sikap-sikap yang diterbitkan atau disangka
diterbitkan oleh Islam, akan mempunyai pengaruh besar sekali bagi proses
perubahan sosial. Bagi perubahan sosial, peranan Islam akan diwujudkan dalam
dua sikap: menopang atau merintangi. Hal ini bergantung pada pengikutnya.
Penting bagi kita untuk memahami betapa lebarnya kesenjangan antara
pendidikan dan pendidikan sekuler di Mesir berikut konsekuensi-konsekuensinya
yang sangat jauh jangkauannya. Hal ini tidak hanya menempatkan suatu sekolah
dalam posisi berlawanan dengan sekolah lainnya dan suatu
universitas-universitas lainnya: tetapi juga, lebih dari pada faktor mana pun,
mendorong timbulnya perpecahan dikalangan umat muslim, yang terutama tampak di
kota-kota besar, yang menempatkan kelompok ortodoks dalam posisi berlawanan
dengan kelompok “yang dibaratkan” dalam hampir semua kegiatan social maupun
intlektual, dalam cara berpakaian, sikap hidup, kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakat, hiburan, sastra, dan bahkan dalam percakapan mereka.
Kenyataan tentang adanya kesenjangan dan perlunya diakhiri
kesenjangan inilah yang mendorong timbulnya modernisme dalam Islam. Pada saat
yang sama, ia menampilkan pengertian-pengertian dilema kejahatan di mana
gerakan pembaharuan itu dipaksa masuk. Di satu pihak, dalam upaya menuju formulasi
prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran Islam yang modern, para pembaharu itu hanya
menjangkau sebagian besar kalangan terpelajar, tidak menyentuh rakyat
kebanyakan. Karena itu pengaruh mereka jauh lebih besar dikalangan umat Muslim
terpelajar di luar kelompok ahli-ahli agama (ulama). Intinya adalah, Islam
mengutuk taqlid secara membabi buta (mengikuti pendapat yang tidak kritis)
dalam masalah keyakinan dan pengamalan kewajiban-kewajiban agama secara
mekanik.
Islam membangunkan akal dari tidurnya dan menyaringkan suaranya
untuk menentang prasangka-prasangka orang yang bodoh, sembari menegaskan bahwa
manusia tidak dicipta untuk dibelenggu tetapi secara fitri dia harus membimbing
dirinya sendiri dengan menggunakan ilmu dan pengetahuan, yaitu ilmu tentang
alam semesta dan pengetahuan tentang hal-hal yang sudah berlalu.
Islam menjauhkan kita dari keterikatan secara eksklusif kepada
segala sesuatu. Ia menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan yang ada, dari segi
waktunya, lebih dulu sampai kepada kita tidak merupakan bukti pengetahuan atau
ketinggian akal fikiran, bahwa para nenek moyang dan keturunannya memiliki
kemampuan intelektual dan kemampuan-kemampuan alami yang sama. Jadi ia
melepaskan diri dari semua rantai yang mengikatnya, membebaskannya dari taqlid
buta yang telah memperbudaknya, dan mengembalikan kewenangan kepadanya untuk
mengambil keputusan sendiri sesuai dengan penilaian dan kebijakannya sendiri,
namun demikian, ia wajib berkhidmat dihadapan Allah sendiri dan berhenti pada
batas-batas yang ditetapkan Islam.
Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal yang substansial untuk
ditentang kalau masih mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama
universal yang tidak akan membelenggu manusia untuk bersikap maju, akan tetapi
harus berpedoman kepada Islam. Dalam Islam yang tidak dibenarkan adalah
Westernisasi, yaitu total way of life di mana faktor yang paling menonjol
adalah sekularisme, sebab sekulraisme selalu berkaitan dengan ateisme dan
sekularisme itulah sumber segala imoralitas.
Inti dari modernisasi yang kemudian menjadi esensial dan sejalan
dengan ajaran Islam adalah rasionalisasi
yakni usaha untuk menundukkan segala tingkah laku kepada kalkulasi dan
pertimbangan akal. Rasionalisasi pada selanjutnya akan mendorong ummat Islam
untuk bisa bersikap kritis dan meninggalkan taqlid yang dikecam dalam Islam.
Dengan demikian, pada dasarnya modernisasi bukanlah sebuah esensi yang
bertentangan dengan ajaran dasar agama Islam.
Islam Menyikapi Modernisasi
Islam adalah agama yg rahmatan lil alamin. Ia bisa diterima di
setiap jaman dan tempat. Ia pun agama yang bisa menyelaraskan dengan kondisi jaman.
Kita ketahui bahwa modernisasi memiliki berbagai damapak yang
ditimbulkan dianataranya:
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka
lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.
Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Islam menyikapi dampak positif dari modernisasi yaitu sebagai
sesutau yang tidak bertetangan dengan syaraiat yang telah ditetapkan. Sedangkan
dalam mengyikapi damapak negatifnya, Islam berupaya meluruskan, membenarkan,
dan menghilangkan hal-hal yang merugikan
kaum muslimin.
Kecendrungan Modernisasi
Sejak turunnya Adam ke dunia ini hingga sekarang, zaman terus
mengalami perubahan. Kita mengenal jaman prasejarah, jaman sejarah, dan
lain-lain. Di Indonesia, kita mengenal zaman penjajahan, dan zaman kemerdekaan.
Sekarang kita mengenal zaman modern.
Di setiap zaman tentunya terdapat kecendrungan- kecendrungan yang membawa
perubahan sosial masyarakat. Setidaknnya, ada empat kecenderungan di zaman
modern yang dihadapi kaum muslimin yang memiliki dampak merugikan. Kecendrungan
itu ialah sekulerisasi, westernisasi, kristenisasi, dan matrealisasi
Sekulerisasi
Sekulerisasi, jika kita tilik asal katanya yaitu sekuler dimaknai
dengan bersifat keduniaan dan kebebendaan.
Lalu, kata sekuler ditambahkan akhiran –isasi yaitu sufiks pembentuk nomina, yang
menyatakan proses, cara, perbuatan, aktualisasi, dan sebagainya.
Harvey cox membedakan mengatakan bahwa sekulerisasi adalah suatu
proses yang berkelanjutan dan
terbuka(open ended) di sini, nilai-nilai dan pandangan-pandangan alam
(world view) terus menerus diperbaharui sesuai dengan perubahan sejarah.
Asal mula sekulerisasi ini
yaitu dari barat, paham yang lahir dari rahim wacana pemikiran barat. Akmal
Sjafril menjelaskan
dalam bukunya Islam Liberal 101, berpendapat bahwa sekulerisasi mengakibatkan penafsiran
terhadap agama bukan hanya berubah, tapi juga dipastikan akan senantiasa
berubah. Hal.
Sekulerisasi sangatlah berbahaya terhadap ajaran Islam karena
terdapat pemisahan anatara dunia dan agama. Sedangkan Islam tidak memisahkan
antara keduanya. Dunia dan agama
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Agama mengatur dunia, dan
dunia pun memerlukan agama.
Wasternisasi
Westernisasi berasal dari kata west yang berarti Barat. Secara
makna, westernisasi di artikan pemujaan terhadap Barat yang berlebihan;
pembaratan.
Ketika membicarakan Barat, maka kita akan mengidentikannya dengan
Amerika dan Eropa. Kalau kita mengatakan
barat itu negaranya ada di di sebelah barat, maka bagaimana dengan negara
Australia yang ada di Selatan, Kanada di Utara? Bukankah mereka digolongkana
juga ke dalam barat oleh kita? negara Turkey, termasuk mana? Karena negaranya
sebagaian ada di barat dan sebagian lain ada di timur. Negara arab yang
digolongkan sebagai negara timur ternyata bukan di timur akan tetapi berada di
timur tengah.
Fahmy Zarkasyi dalam bukunya “Misykat, Refleksi Tentang Islam,
Westernisasi & Liberalisasi” menerangkan barat secara gambalang, yang
dimaksud dengan barat sebenarnya adalah cerminan sebuah pandangan hidup atau
suatu peradaban dan terkadang ras kulit putih. Pandangan hidup barta merupakan
kombinasi Yunani, Romawi, tradisi-tradisi bangsa German, Inggris, Prancis,
Celtic dan sebagainya.
Maka orang barat adalah orang-orang yang berpandangan hidup barat
ada kebetulan peradaban ini didominasi oleh orang berkulit putih, meskipun kini
terdapat pula Barat berkulit Hitam dan sawo matang. Itulah sebabnya mengapa
muslim yang hidupdi barat bukam orang barat.
Kristenisasi
Adian Husaini dalam sebuah tulisannya berjudul Teror kata
Berkedok “Kasih” mengutip perkataan Henry Martyn, seorang missionaris:
“Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi
dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak dalam benci
tapi dalam cinta."
Kristeniasi adalah bahaya besar yang dihadapi umat Islam. DR.
Zainab Abdul Aziz mengatakan dalam
bukunya Kristenisasi Dunia
bahwa upaya kristenisasi telah menggantikan posisi perang salib setelah
kegagalannya membasmi Islam.
Raymund Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan
kristenisasi, menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib. Ia
mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke Negara-negara Syam berdiskusi dengan
para ulama di sana. Ia mencari-cari kelemahan Islam dan menyerangnya dari
dalam.
Setidaknya, ada dua cara yang dilakukan orang Kristen dalam
melakukan kristenisasi. Pertama dengan cara ghazwu al-askari (perang fisik) dan
yang kedua adalah dengan cara ghazwu al-fikr (perang pemikiran).
Dalam perang pemikiran, kaum misionaris mengadakan
konferensi-konferensi secara internasional. Meraka pun mengirimkan para
misionaris ke setiap negara, hingga ke pelosok-pelosok daerah. Berbagai media
mereka gunakan untuk melakukan kristenisasi, dianataranaya dengan media
pendidikan,medis, dan aktifitas sosial lainnya.
Matrealisasi
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat
dipahami sebagai bahan, benda, dan
segala sesuatu yang tampak. Sedangkan secara arti materialisme diartikan
sebagai pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan
segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi
disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham
(ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata.
Islam memandang matrealisme sebagai penyakit, yaitu Hubbuduniya.
Orang yang menderita penyakit ini beranggapan dunia adalah segalanya, dunia
adalah tempat kesenangan dan tidak tidak
ada kesenangan selain di dunia.
Islam sangat melarang penyakit Hubbuduniya karena ada akhirat
yang harus dipikirkan dan dipersiapkan kedatangannya. Akhirat juga adalah
tempat pembalasan yang bisa memasukkan manusia ke dalam kesenangan abadi atau
kesengsaraan abadi.
Daftar pustaka
Kamus
Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
2008
Hamid
Fahmy Zarkasyi, Misykat (Refleksi tentang Islam, Westernisasi &
Liberalisasi, Insists: 2012
Muhammad
‘Abduh, Risalah Tauhid, Terj. B. Michel dan Mustafa Abdul Raziq (Paris: t.t.p,
1925)
Zainab Abdul
Aziz, Kristenisasi Dunia, Pustaka Da’i.
H.A.R. Gibb, Aliran-Aliran
Moderen dalam Islam,
Hidayatullah.com
Wikipedia.com
Tanya jawab
1.
Apa yang harus
kita lakukan, setelah mengetahui?
1.
Mengetahui,
secara (usaha yang sungguh-sungguh) dengan mempelajari (isalam dan yang menghancurkan Islam)
2.
Menghindari
dari kita. yaa auhalladzi naaamanu limatakulu nama tafaluun
3.
Mendakwahkan,
(tapi tidak berati ketika kita tidak mengamalkannya kita tidak mendakwahkannya,
dakwahkanlah,maka insya Allah kita bisa menghindari.
Yusuf
alqordhowi, “Hadoroh (pemikiran), madani.”
Bagaimana
bentuk cinta.
Itu
yang diusung oleh Jalauddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, bagaimana menanggpi
modrnisasi..
Dari
sejarah,bagaimana Islam menanggapi modernisme:
0 komentar: